detakom.blogspot.com - Anies Baswedan selalu diserang dengan tudingan politik identitas. Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid heran jika saat ini ada pihak yang menyebut Anies Baswedan identik dengan politik identitas.
Pertanyaannya Pak Anies, saya tidak melihat di mana politik identitas Pak Anies? Jangan hanya karena dia orang Arab, dianggap politik identitas, jadi tidak bisa begitu," lanjutnya Meski PKB saat ini berkoalisi dengan Gerindra, Jazuli membela dan menilai Anies tidak memiliki rekam jejak dalam menjalankan politik identitas.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Gus Jazil itu saat ditanya mengenai arah pernyataan Presiden Jokowi terkait imbauan melawan politik identitas pada Pemilu 2024.
Menurutnya, hal tersebut tidak ditujukan bukan kepada Anies. Menurutnya, dia harus menyampaikan jika selama ini memang ada anggapan yang salah terhadap Anies.
Dia menilai ada anggapan bahwa politik identitas terhadap Anies sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menyerangnya Harus saya sampaikan agar tidak ada kesalahpahaman, meskipun kita berkoalisi dengan Pak Prabowo, dimana track record politik identitas Pak Anies?
Lihat saja ketika dia menjadi Gubernur, atau aktivis, tidak ada itu, menurut saya semuanya dibuat semacam pembusukan kepada Pak Anies," ujarnya.
Jazil mengatakan, peringatan Jokowi untuk melawan politik identitas disampaikan kepada seluruh calon kontestan pada Pilpres 2024 mendatang. Selain Anies, menurut Jazil, Prabowo juga kerap menjadi sasaran dugaan politik identitas.
Untuk itu, PKB berkoalisi dengan Gerindra untuk menepis anggapan tersebut. Tapi kami tidak akan menuduh kelompok lain yang menggunakannya, karena akan membuat suasana politik semakin memanas.
Kami ingin pemilu kali ini berlangsung meriah, tanpa politik identitas, dan juga tidak ada penyalahgunaan isu lain, termasuk ras dan hukum serta macan,” ujarnya.
Rocky Gerung : Pernyataan Jokowi merupakan Politik Kuno, Peryataannya mengenai Politik Identitas hanya untuk menjegal Anies Baswedan.
Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang capres bermain politik identitas, mempolitisasi agama, dan menggunakan isu SARA dalam berkampanye jelang pemilihan umum 2024.
Dia menilai, apa yang disampaikan Jokowi menunjukkan orang nomor 1 di RI itu masih bermain politik kuno.
Timnya sudah lama tidak berubah, penasehatnya masih sama. Pak Jokowi juga harus keluar dari politik lama ini," kata Rocky saat berbincang dengan wartawan senior Hersubeno Arief di kanal YouTube miliknya, Selasa (22/11/2022).
Namun, tak lama kemudian, Rocky Gerung merevisi kata-katanya. Menurutnya, Jokowi lebih banyak bermain politik konyol.
Pasalnya, Jokowi masih gencar menggunakan isu Islamofobia atau politik identitas untuk menggagalkan calon presiden yang diusung Partai NasDem, yakni Anies Baswedan.
Tapi ini politik konyol karena terus menyebut Islamophobia atau politik identitas," sambung Rocky. Dalam dialognya, Rocky Gerung kemudian mengungkapkan bahwa kini Anies telah membuktikan dirinya tidak sedang bermain dalam politik identitas.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pendukung Anies yang berasal dari simpatisan PDI Perjuangan dan Gerindra di Jawa Barat. Sedangkan Anies sudah masuk ke wilayah yang menunjukkan dia tidak main-main dengan politik identitas," kata Rocky.
"Sebagian pemilih PDIP di Jawa Barat juga memuji Anies. Beberapa pemilih Gerindra di Jawa Barat juga memuji Anies," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyinggung soal politik identitas saat berpidato pada Munas HIPMI ke-17 di Surakarta, Senin (21/11/2022). Tapi jangan panas-panasan, apalagi mengungkit politik SARA, jangan. Politisasi agama, jangan, jangan," kata Jokowi.